Senin, 07 Januari 2008

Ketika Amal Jama'i Telah Puda

Amal Jama'i wajib hukumnya bagi Ikhwahfillah kaum muslimin, apa lagi bagi
para aktivis da'wah. Namun kini dakwah bergerak masing2x dan dijalankan
oleh segelintir orang... (PEJUANG SEJATI???). Persis seperti apa yang
pernah dikatakan Asy-Syahid Imam Hasan Al-Banna "Ada yang sibuk dengan beban amanah yang diembannya namun ada juga yang duduk-duduk santai melihat saudaranya yang sedang memikul amanah yang cukup berat"

Kesalahan sebuah Harokah  yang harus di evaluasi "diperbaiki" adalah :
1. Terkadang Qta disibukkan merekrut orang untuk membentuk banyaknya
kerumunan orang bukan membentuk sebuah barisan yang rapih.
2. Terkadang Qta disibukkan merekrut/membentuk kelompok LQ yang baru tapi menafikan dan tidak me-maintenance yang sudah ada sehingga terbengkalai.
3. Terkadamg Qta terjebak hingga ujub (bangga/sombong) dengan kuantitas dengan jumlah yang banyak namun tidak memperhatikan kualitas jundi (kader dakwah)
4. Terlalu sering syuro namun tidak ada implementasi dan realisasi hasil
syuro dyang di terapkan dalam medan dakwah.
5. Kurang Tsiqoh pada diri sendiri, Jundi, Qiyadah dan Manhaj.
6. Dll

Dalam Mabit "mencari sosok pelajar 'Pemimpin' yang ideal" tanggal 10-11
Maret 2007 di Masjid Agung Al-Azhar Ust. Dr. Hidayat Nur Wahid meberikan Keynote Speaker memotivasi kepada para peserta Mabit bahwa Manhaj (Metode) yang selama ini dilakukan Ust. HNW selama menjabat ketua MPR dengan System Qiyadah Jama'yah (Kepepimpinan Bersama) bukan Qiyadah Individual yang Otoriter namun bersifat mengedepankan Musyawarah Mufakat karena hasil keputusan lebih mengakompodir anggota yang lain.

Ust. HNW juga mengajak Qta mengambil Ibroh tatkala suatu ketika seorang sahabat Muazd bin Jabal melaksanakan sholat berjama'ah dan ternyata ketika sholat belangsung terlihat para makmum dibelakangnya mengeluh akan aktualisasi bacaan imam yang telalu panjang tanpa memperhatikan kondisi makmum dibelakangnya sehingga membuat sholat berjama'ah tersebut kurang bejalan dnegan baik. Saat itu sebagian sahabat berfikir Rasulullah Saw akan menegur para makmun kurang taat pada imam yang berada di depan. Namun ternyata sebaliknya justru Rosulullah malah menegur Muadz bin Jabal seraya menasehatinya karena terlalu panjangnya bacaanya tanpa memeperdulikan kondisi makmum dibelakangnya yang mungkin ada yang sudah usia lanjut atau ujur,dsb

Tulisan ini an@ tujukan khusus untuk diri sendiri dan ikhwahFillah umumnya dalam rangka saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan menetapi kebenaran...

"Belajarlah dari atas kekalahan di perang di bukit Uhud serta ingat Perang
Tabuk dan Hunain menanti di depan mata bahkan perang Siffin bukan tidak mungkin terjadi karena sejarah selalu terulang kembali ataupun bukan tidak mungkin akan hadir karakter Abdullah bin 'Saba ketika perang Siffin maupun Mustafa Kamal Attarux ketika keruntuhan Khilafah Islamiyah di Turki 1924"

"Jangan terpesona dengan kemenangan yang sudah diraih...
karena Jalan Dakwah masih panjang...
Jangan pernah pudar walaupun yang lain memudar...
Tetaplah Iqtiqohah saudaraku..."

Wallahu alam bishowwab...

oleh : Rochman (setelah proses editing)

Tidak ada komentar: